LensaMerauke – Bupati Merauke Romanus Mbaraka memberikan keterangan media terkait pernyataan Romanus tentang bayaran halal yang disampaikan saat membawa sambutan di halaman kantor bupati Merauke usai melakukan konvoi penyambutan dirinya sepulang dari jakarta untuk mengikuti sidang paripurna pembentukan Provinsi Papua Selatan.
Dalam video yang beredar romanus mengatakan bahwa untuk mewujudkan janji pembentukan Provinsi Papua Selatan, dirinya bertemu dengan anggota DPR-RI Yan Mandenas, Komaruddin Watubun dan mendekati semua yang ada di DPR, dan menyebutkan bayarannya mahal dan jika disebutkan bakal di tangkap KPK.
Pernyataan Romanus yang beredar dalam video di media sosial menuai reaksi dari sejumlah kalangan, antaranya anggota DPR-RI Yan P Mandenas yang nama disebutkan oleh Bupati Merauke dalam video tersebut. Dan meminta Bupati Merauke memberikan klarifikasi terkait maksud pernyataan Romanus Mbaraka agar tidak menimbulkan simpang siur dari sejumlah kalangan.
Romanus Mbaraka selanjutnya merespon permintaan Yan madenas untuk melakukan klarifikasi di Ruang kerjanya di Kantor Bupati Merauke pada Kamis sore (14/07/2022).
Dalam keterangan persnya, Romanus menjelaskan maksud dari bayaran mahal yang ia sampaikan saat sambutannya di halaman kantor bupati saat Kembali mengikuti penetapaan RUU Provinsi Papua Selatan di DPR-RI.
“Saya secara pribadi dan atas nama Pemerintah Kabupaten Merauke menyampaikan permohonan maaf kepada yang terhorhat Bapak Komarudin Watubun dan juga Bapak Yan P Mandenas yang saya sebutkan namanya dalam sambutan saya saat Kembali mengikuti penetapaan RUU Provinsi Papua Selatan di DPR-RI” Ujar Romanus Mbaraka.
“Hal yang saya maksudkan dalam sambutan ini adalah bahwa kami rakyat di Papua Selatan, sebelum pemekaran hampir 20 tahun lebih, kami berjuang luar biasa untuk membuat papua selatan ini menjadi sebuah provinsi, perjuangan ini memerlukan banyak tekad, memakan banyak nyawa memakan banyak korban bahkan air mata dan jiwa kita Sebagian sudah melayang dan biayanya tidak sedikit, itu yang saya maksudkan biaya cukup besar yang kami keluarkan” Tegas Romanus Mbaraka.
Bagaimana harus sosialisasi kepada masyarakat, menghimpun dan mendatangkan mereka dari berbagai kampung, bahaimana harus, membuat melakukan pertemuan ke pertemuan, membawa masyarakat ke jayapura dalam jumlah yang banyak, membawa masyarakat saat itu 2006 ke komisi 2 DPR-RI jadi biayanya tidak sedikit” Tambah Romanus.
Romanus menilai video yang beredar sudah di pengal-penggal sehingga menyebut yang menyebut dirinya menyuap DPR-RI , menurutnya hal tersebut tidak bisa dilakukan kerena kondisi keuangan Kabupaten Merauke yang sangat minim.
“Kami di Papua Selatan di Merauke tidak punya uang dan darimana uang kita untuk menyuap dan kami tidak bisa melakukan itu sama sekali “