Lensa Merauke – Pj Sekda Papua Selatan, Maddaremmeng meminta kepada para siswa-siswi se-Kabupaten Merauke agar menghafal dan menjelaskan masing-masing sila dalam pancasila
Hal itu disampaikannya saat membuka sosialisasi ideologi dan wawasan kebangsaan bagi generasi muda orang asli Provinsi Papua Selatan di kalangan siswa-siswi SLTA atau sederajat se-Kabupaten Merauke di Hotel Megaria Merauke, Selasa (22/10/2024).
Bagi Maddaremmeng sosilisasi yang dilakukan oleh Kesbangpol Provinsi Papua Selatan ini sangat penting.
“Mengapa penting, karena kalau kita berbicara pancasila itu dasar dari negara, yang namanya dasar, kayak rumah itu namanya pondasi, kalau tidak ada pondasinya rumahnya pasti rubuh,”kata Maddaremmeng disela-sela sambutannya, Selasa (22/10/2024).
Begitu juga dengan negara, kata dia, kalau tidak ada dasar negaranya nah negaranya bisa runtuh.
Nah, bagaimana supaya dasar negara ini supaya kuat tentunya dasar negara itu harus dipahami, dimengerti, dihayati dan diamalkan oleh seluruh rakyat.
Menurut Maddaremmeng ini hal yang sangat penting karena ini adalah proses memberikan pemahaman, pengertian kepada anak-anak atau generasi muda khususnya SLTA supaya paham dengan namanya ideologi pancasila tersebut.
“Selain tugas mulia, ini sangat penting, lantaran disinilah nanti ade-adeku mehamami.Kalau dulu, kami itu jangankan pancasila, nama menteri pun kita hafal,”ujarnya.
Dulu, kata Maddaremmeng, disuruh menghafal pembukaan Undang Undang Dasar 1945, pancasila termasuk menteri-mentri.
Dia menyebut, mengapa pancasila itu dihafal, karena bagaimana memahami, mengerti dan menghayati kalau tidak dihafal.
Menurut dia,kalau pancasila sudah dihafal maka makin tinggi ilmunya maka sudah mulai berfikir sila Ketuhanan Yang Maha Esa secara umum orang Indonesia percaya kepada Tuhan.
“Walaupun pun kita punya kepercayaan-kepercayaan lain tetapi kita percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, di Indonesia itu semua orang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, meskipun beragam agama,”kata dia.
Kemudian, lanjut dia, kemanusiaan yang adil dan beradab. Orang Indonesia itu berkemanusiaan, selalu adil dan punya adab didalamnya.
Selanjutnya, persatuan Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Betapa hebatnya, misalnnya bahasanya beda tetapi tetap satu.
“Bahasa di Papua saja mungkin ada 300 lebih bahasa, kita belum bicara Sulawesi dan daerah lainnya,”ujarnya.
Akan tetapi, menurut dia, hebatnya semua berbeda-beda agama, perilaku, budaya termasuk makanan, orang-orangnya, karakternya tetapi bisa bersatu, itulah kehebatan dari pancasila.
“Coba lihat negara-negara yang banyak rasnya tidak pernah akur, kita alhamdulilah banyaknya kita tidak pernah perang,”kata Maddaremmeng.
Maddaremmeng mengatakan, itulah hebatnya pancasila, itulah hebatnya pimpinan-pimpinan saat itu untuk merumuskan suatu dasar yang namanya pancasila.
Makanya dulu itu disuruh menghafal akhirnya mengerti, memahami, menghayati dan akhirnya mengamalkan.
“Saya sangat berterima kasih kepada Kesbangpol Papua Selatan dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kepala Kesbangpol yang sudah melaksanakan acara sosialisasi ini,”ujarnya.
Dengan adanya sosialisasi, menurut dia, tentunya anak-anak atau ade-ade yang masih bersekolah bisa memahami, nanti disuruh menghafal.
“Karena saya yakin banyak yang tidak hafal pancasila, kalau lebih banyak arahan apalagi kalau sudah siang-siang dan makan siang pasti banyak yang tidur,”kata dia.
Menurut dia, lebih baik dihafalkan yang dimaksud dengan Ketuhanan Yang Maha Esa itu seperti apa, yang dimaksud kemanusiaan yang adil dan beradab itu seperti apa sampai dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bagi dia, kalau disuruh hafal pasti mereka mengingat, makanya kalau otak itu dibrenstoming kembali apa-apa yang sudah dilakukan dan sudah pernah dipelajari.
Maddaremmeng menybut itu terpores sesuai dengan tingkat kedewasaan, tingkat pengetahuan, itu nantinya terproses pada saat dia lakukan.
Ia menyarankan secara umum diharapkan kepada panitia agar peserta yang mengikuti sosialisasi ini menghafal pancasila setelah itu dijelaskan satu persatu.
“Karena kita sering keluar dari patron kebiasaan manusia misalnya kalau kita membentuk organisasi itu awalnya dari kumpul, dengan adanya berkumpul mereka sepakat membuat keputusan mendirikan satu organisasi,”ujarnya.
Lanjut dia, itu yang diharapkan dan dipesankan kepada peserta agar coba memahami, ini bukan suatu pelajaran tetapi dasar negara. Tidak hanya menjadi dasar negara tetapi bisa menjadi dasar untuk hidup.
“Semua pelajaran itu ada manfaatnya, tinggal kita mau memanfaatkannya itu dari proporsi yang ada,”katanya.
Dia mengajak para siswa mengikuti kegiatan belajar semua apalagi yang berkaitan dengan negara, kalau cinta negara harus belajar dasar-dasar negara.
Kepala Sub Bidang Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama Kesbangpol Papua Selatan, Yuliana Siti Farida mengatakan sosialisasi itu bertujuan agar generasi muda OAP di Papua Selatan memahami tentang arti penting pemantapan ideologi pancasila, bela negara, dan wawasan kebangsaan sebagai pedoman dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sekedar informasi, siswa-siswi SLTA atau sederajat se-Kabupaten Merauke yang mengikuti kegiatan itu sebanyak 120 orang. Sosialisasi berlangsung sehari di Hotel Megaria Merauke.