LENSA MERAUKE – Sabtu, 20 April 2024, Sekira pukul 15.30 waktu Indonesia Timur sekitar 53 anak yang didominasi usia sekolah dasar tampak memadati halaman rumah Mariana Lusiana Resubun, di Jalan Radio Merauke.
Mariana Lusiana Resubun merupakan seorang Dosen Prodi Agroteknologi, di Universitas Musamus, Merauke, Papua Selatan
Pengetahuannya di bidang Agroteknologi, tak hanya disalurkan melalui bangku perkuliahan saja, Namun juga di praktekkan di halaman rumahnya.
Tak heran jika ke kediamannya (Mariana), aneka jenis tanaman mengelilingi bangunan rumahnya.
” Mungkin ada ratusan tanaman,” ujar Mariana dengan ekspresi memperkirakan tanaman yang ada pekarangan rumahnya.
Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh anak-anak dan pengurus sekolah Alam Papua Paradise Centre untuk berbagi isi Noken (pengetahuan, cerita, pengalaman) dengan mendatangi langsung kediaman Mariana.
Terlebih, momen ini dimanfaatkan dalam rangka memperingati Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April.
Canisia Waliter, Seorang penggerak gerakan Menoken menyebut momentum ini tak hanya sekedar memperingati hari bumi saja, namun yang paling penting bagaimana anak sekolah alam dapat mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan motivasi untuk memanfaatkan laha kosong dengan aneka tanaman bermanfaat, tak hanya enak dipandang mata namun juga layak dikonsumsi yang tentunya juga berpotensi sebagai penopang kebutuhan dapur keluarga.
” Ini merupakan rangkaian dari gerakan menoken yang kita lakukan selama ini, kita sengaja mengajak anak sekolah alam kesini untuk mendapatkan isi noken yang dibagikan oleh kaka Mariana, terlebih momennya tepat jelang Hari Bumi,” ucap Wanita berkaca mata ini.
Tanah di halaman rumah Mariana bukanlah jenis tanaman yang cocok untuk segala jenis tanaman seperti di daerah pertanian.
Tanah di pekarangannya tergolong tanah dengan kadar air asin yang tinggi, sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya mendesain perkaranganya tetap dapat ditumbuh aneka tamanan.
Hal inilah yang dibagikan kepada anak anak sekolah alam, yang kebetulan di lokasi tempat tinggal mereka di Gudang Arang, Kelurahan Kamahedoga, Merauke juga memiliki kontur tanah serupa.
Miryam, seorang anak yang ikut dalam tur ini mengatakan memperoleh sejumlah pengetahuan baru yang dibagikan oleh Mariana.
” Dari sini seyan mengenal dan melihat beberapa tanaman baru, juga mengenal tanaman beracun dan yang tidak beracun, dan yang paling penting kami belajar cara menanam dan akan kami praktekkan di rumah nanti,” ujar anak perempuan yang jago berdongeng dengan bahasa daerah ini.
Di Akhir Pertemuan, Mariana memberikan kuis kepada anak anak sekolah alam dengan menanyakan beberapa jenis tanaman yang sempat dikenalkan saat tur singkat di halaman rumahnya.
Sebagai Motivasi, anak yang mampu menjawab pertanyaan mendapat hadiah berupa bibit tanaman untuk ditanam di rumah masing masing. ***