Lensa Merauke –Suara notifikasi pesan aplikasi WhatsApp secara beruntun terdengar dari ponsel yang ku letakkan di atas sebuah sofa berwarna abu-abu. Ponselku baru saja ku letak sekitar 2 menit sebelum menuju lemari pendingin untuk meneguk air sejuk demi menghilangkan dahaga sepanjang perjalanan pulang.
Hari memang begitu menyengat beberapa hari ini, meski pulang kantor saat senja namun rasa haus tatap saja bertengger di kerongkongan. Usai meneguk 2 gelas air di gelas se-ukuran 250 mililiter, kuraih ponsel ku. Penasaran dengan bunyi notifikasi pesan beruntun tadi.
Biasanya, bunyi beruntun it uku kenali, lebih sering menerima rilis media dengan sejumlah foto alternatif untuk dijadikan gambar pelengkap berita.
Benar, isinya sejumlah foto, namun datangnya dari bapak Dammy Kakerop di grup MeNoken.
Dammy sebagaimana saya selalu memanggilnya, adalah penggerak kegiatan bersih sampah dan lingkungan secara sukarela di Boven Digoel, Papua Selatan.
Grup MeNoken merupakan sebuah wadah saling berbagi para aktivis dan praktisi yang peduli akan budaya dan lingkungan, pak Dammy satu diantara anggotanya. Dan pengurus Sekolah Alam Paradise adalah adminnya.
Dengan senang hati saya mengiyakan saat ditawari masuk ke grup oleh admin Yune dan Ayub , setelah pertemuan pertama kami, usai liputan sekolah alam kami berbagi cerita, singkat cerita masuklah saya juga sebagai anggota grup.
Kembali ke pesan yang dikirim pak Dammy. Saya menghitung setidaknya ada 3 foto, ditambah penjelasan foto yang dikirimkan.
Sebuah Foto penyerahan map kepada sejumlah orang menjadi foto pertama yang saya buka,di keterangannya, pak Dammy menyebut jika itu merupakan penyerakan sebuah dokumen pemesanan nama perkumpulan yang telah diajukan ke Kementerian Hukum dan HAM sebelum proses pembentukan sebuah perkumpulan dilanjutkan oleh Notaris.
Masih ingat ketika pak Dammy bercerita soal keinginan dan kepeduliannya untuk Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan. Saya menangkap dua poin penting dari percakapannya Lingkungan yang bersih dan Menumbuhkan Semangat Literasi.
Berkas pemesanan nama tersebut ternyata diserahkan kepada sejumlah anggota DPRD Boven Digoel, yang saat itu merayakan Ulang Tahun DPRD Boven Digoel yang ke 4.
Untuk mewujudkan mimpi Kelompok Anak Ambonggo Peduli Sampah Sukarela untuk menjadikan kota Sejarah yang bersih dan indah, Dammy menyebut butuh dukungan dari semua pihak, para pemegang kekuasaan tentunya.
Hal ini juga menjadi bukti keseriusan Dammy bersama kelompok yang dibinanya dengan melakukan advokasi dan dorongan ke sejumlah pihak.
Hingga saat ini juga, pak Dammy rutin memberikan kabar kegiatan dam aksi membersihkan sampah dan lingkungan yang dilakukannya kepada para nokener.
Semoga niat baik mu terwujud. Pak Dammy dan kelompok Anak Ambonggo peduli lingkungan secara sukarela.